Website counter

Friday, July 13, 2012

Antara Propaganda, Kampanye dan Promosi

Propaganda, Kampanye, Promosi sebenarnya adalah istilah yang memiliki makna yang sama yaitu bentuk komunikasi terus menerus untuk mempengaruhi suatu komunitas secara emosional dengan tujuan suatu sikap politik tertentu. Bentuk, bahan dan media yang dipakai bisa bermacam-macam. 

Propaganda dan kampanye  biasanya menghadirkan sejumlah data-data yang sudah diseleksi yang dianggap dapat mempengaruhi sikap audiens khususnya masyarakat, umumnya terkait sikap politik. Sedangkan promosi lebih cenderung diasosiasikan dengan perubahan sikap suatu komunitas terkait dengan penjualan produk tertentu.

Kampanye Terbuka kandidat no. 4 pemilukada DKI Jakarta, Juni 2012
Propaganda sebenarnya bersifat netral. Pemerintah  bisa mengkampanyekan hidup sehat, juga mendorong masyarakat untuk ikut serta dalam sensus atau pemilu, atau polisi yang mengajak masyarakat untuk melaporkan jika melihat ada sesuatu atau orang yang mencurigakan. 

Namun seiring berjalannya waktu, istilah propaganda kemudian cenderung mengarah kepada 'menegatifkan' sesuatu hal. Zaman Hitler, Nazi melakukan propaganda terus menerus ke seantero Jerman untuk membenarkan tindakan Holocaust. 

Propaganda sebenarnya lebih terkait mendorong emosi daripada intelektual. Sehingga banyak kejadian di seluruh dunia, sebuah tindakan dianggap tidak benar setelah lewat beberapa waktu. Padahal, ketika dilakukan pada saat itu, itulah yang dianggap tindakan terbaik. Logika tidak jalan, tapi emosi yang lebih di kedepankan. 


Mudahnya begini, kita sering mendengar orang yang sedang emosi (marah, tersinggung atau terluka) bicara seperti ini,  "Saya hajar/kemplang duluan, urusan sama polisi belakangan deh." Ucapan yang kemudian disesali setelah kejadian berlalu dan si pelaku harus berhadapan dengan penegak hukum. Padahal urusan tersebut seharusnya bisa diselesaikan dengan berunding atau bermusyawarah.

Propaganda juga merupakan gabungan antara advertising atau periklanan dan public relations. Terkait dengan politik, maka muncullah cabang baru yaitu 'political marketing' dan 'political propaganda'.

Dari Segi Linguistik
Propaganda dalam bahasa Latin bermakna 'penyebaran informasi'. Jadi bisa bersifat positif atau negatif.

Di negara-negara berbahasa Portugis dan Spanyol, propaganda bermakna "media yang paling sering dimanipulasikan atau iklan". Di negara berbahasa Inggris, propaganda awalnya bersifat netral, tetapi menjelang dan pada abada 20, propaganda bermakna negatif karena menyebarkan berita yang sudah dikemas dan mempunyai satu tujuan, dan tujuan tersebut cenderung negatif dan menimbulkan kebencian.

Di Indonesia, kata propaganda juga memiliki konotasi negatif. Karena itulah kemudian lebih banyak digunakan istilah kampanye. 

Kampanye terkait Pemilu
Pemilu merupakan suatu ajang kompetisi. Pemenang pemilu adalah mereka yang mampu merebut suara terbanyak. Dalam hal ini, tokoh atau partai memerlukan alat atau strategi untuk mendapatkan suara dari masyarakat. Salah satunya dengan penggunaan propaganda, kampanye atau promosi diperlukan. 

Hal tersebut sekali lagi sah-sah saja, sejauh kampanye tersebut tidak mendiskreditkan kandidat lain. Kalau demikian, ini yang dinamakan 'Black campaign'. 


Note :
Tertarik ikutan bisnis online, penghasilan 4-7 juta sebulan dan ikutan keluar negeri gratis ??? Gampang caranya. Add saja akun FB saya yang ada di sebelah kanan atau kiri artikel ini.  

Kalau sudah jadi friend saya di FB, nanti saya undang ke pertemuan bisnis kami. Tenang, kalau cuma hadir di pertemuan bisnis, gak perlu bayar. Pertemuannya juga online, lewat Facebook. Jadi gak perlu keluar rumah, kalau lagi di luar rumah, gak perlu batalin janji. Kan bisa lewat handphone. Asyik, kan. Yuk, gabung yuk.

No comments:

Post a Comment