Website counter

Saturday, July 7, 2012

Piknik Yukkk!!


Piknik merupakan kegiatan refreshing yang mengasyikkan. Apalagi bersama dengan orang-orang dekat dengan kita. Baik keluarga maupun tetangga. Dan lebih asyik lagi kalau pikniknya gratis, alias dibiayai semua-muanya. Tapi, hari gini piknik dibiayai? Pasti ada udang di balik bakwan. Orang bule bilang, gak ada makan siang gratis.

Menjelang hari pemungutan suara Pemilukada, undangan untuk piknik bersama dan gratis kerap datang. Utamanya untuk para ibu-ibu yang enggan berpanas-panas ria menghadiri kampanye. Hasil perolehan suara model begini juga sepertinya lebih terjamin dibanding dengan kampanye. Target marketnya jelas dan terukur.

Kotak suara di Kecamatan Kebon Jeruk. 

Di daerah rumah dekat saya, seorang tokoh dari sebuah partai sudah dikenal oleh lingkungan sekitar setiap kali pemilu maupun pemilukada kerap mengajak tetangga untuk piknik ke suatu tempat. Gratis, semua dia yang biayai. Tentu saja yang ikut dipilih yang pro dengan pilihan dia dan bukan massa mengambang. Para tetangga pun manut dengan pilihan dia. Toh, sudah kenal baik, kerabat dan sudah menjadi tokoh pula.

Terkait dengan pers release ICW (6/7/12) mengenai politik uang dalam pemilukada DKI 2012, piknik merupakan salah satu modus operandi politik uang:
1.  pembagian uang secara langsung,
2.  pemberian ambulans
3.  pengobatan gratis
4.  pembagian doorprize
5.  mobilisasi RT/RW
6.  pembagian uang di majelis taklim dan masjid
7.  liburan dan tamasya gratis
8.  bakti sosial dan pengobatan gratis
9.  memanfaatkan nasabah koperasi
10.Memanfaatkan gaji untuk RT dan RW
11.Politisasi birokrasi.

Dalam pers release itu juga disebutkan bahwa Panwaslu DKI Jakarta hanya menemukan sedikit praktik politik uang sedangkan ICW menemukan 20-an laporan mengenai praktik politik uang.

Saya sendiri menemukan praktik politik uang dalam bentuk piknik gratis yang dibiayai oleh seorang tokoh partai yang tinggal tidak jauh dari rumah saya, seperti cerita pembuka di atas. Pesertanya tentu saja para tetangga saya. Dan mereka dengan senang hati bercerita tentang apa yang dilakukan selama piknik tersebut. 

Seharusnya Panwaslu sudah memetakan lokasi tokoh-tokoh partai  dan kebiasaan mereka dalam menjaring suara. Dari sana bisa dipantau praktik politik uang yang (akan) dijalankan.

Saat ini, bahkan modus politik uang bisa lebih canggih lagi. Di Thailand, handphone berkamera dilarang masuk ke dalam bilik suara, karena ada kemungkinan si pemilih akan memotret surat suara yang dicoblos sebelum dilipat dan dimasukkan ke kotak suara. Potret itu merupakan bukti untuk meminta bayaran dari bohirnya.





Note dari penulis :
Tertarik ingin punya bisnis sendiri???? Gampang caranya. Add akun Facebook saya yang ada di sebelah kanan atau kiri artikel ini.  


Kalau sudah jadi friend saya di Facebook, nanti saya undang ke pertemuan bisnis kami. Tenang, kalau cuma hadir di pertemuan bisnis, gak perlu bayar. Pertemuannya juga online, lewat Facebook. Jadi gak perlu keluar rumah, dan kalau lagi di luar rumah, gak perlu batalin janji. Kan bisa lewat handphone. Asyik, kan. Yuk, gabung yuk.


      

No comments:

Post a Comment