Website counter

Tuesday, June 19, 2012

Agama dan dan Etika Sosial - Politik (Bagian keempat)

Pengalaman kita menunjukkan bahwa, baik pada dataran konseptual maupun praktik, perumusan dan artikulasi posisi agam dalam kehidupan sosial-politik kita masih mengesankan sifatnya yang ad hoc.

Dengan kata lain, barangkali proses negotiated settlements antara elite politik-keagamaan dalam menundukkan posisi agama dalam negara masih belum selesai benar. Atau, barangkali, di sana sini masih terdapat hal-hal yang mendapatkan proses ironing out yang lebih memadai.
Dengan demikian, ada panduan yang dapat kita pegang secara bersama-sama dalam mengembangkan wacana hubungan antara agama dan negara. Tanpa itu, yang bakal muncul adalah ingatan (recollection) terhadap pengalaman-pengalaman traumatis dan stigmatis.
Dalam konteks pergesekan politik yang agak menajam, kenyataan demikian dapat pula menimbulkan proses-proses terbentuknya the politics of fear (politik ketakutan) dengan mengembangkan mitos-mitos tidak produktif.
Berkembangnya isu sektarianisme dan eksklusifisme, antara lain disebabkan situasi di mana hubungan antara agama dan negara masih bersifat ad hoc.
Tanpa adanya pola dan model yang jelas, khususnya dalam konteks posisi agama dalam negara, maka akomodasi negara terhadap agama akan sulit diterka ujungnya. Inilah antara lain yang dapat mengembangkan kembali pengalaman traumatis dan stigmatis, yang boleh jadi berlebihan itu.
Akan tetapi, perlu untuk dicatat bahwa Indonesia telah memberikan suatu pedoman dasar yang tegas. Yaitu bahwa Indonesia bukanlah Negara agama (theocratic state), tetapi juga bukan negara sekuler.
Dalam kaitannya dengan pernyataan ini adalah bahwa negara memperhatikan dan bahkan memfasilitasi kebutuhan keagamaan warganya. Bahkan, nilai-nilai etika dan spiritual agama merupakan panduan moral pembangunan nasional.
berlanjut .....


Makalah ini disampaikan oleh bahtiar Effendy pada Seminar Agama dan Etika Politik, diselenggarakan oleh Yayasan Paramadina, Masyarakat Dialog Antar Agama, dan Institut Studi Arus Informasi, di RNI, Jakarta, 27 September 1996



Note dari penulis :
Tertarik ingin punya bisnis sendiri???? Gampang caranya. Add akun Facebook saya yang ada di sebelah kanan atau kiri artikel ini.  


Kalau sudah jadi friend saya di Facebook, nanti saya undang ke pertemuan bisnis kami. Tenang, kalau cuma hadir di pertemuan bisnis, gak perlu bayar. Pertemuannya juga online, lewat Facebook. Jadi gak perlu keluar rumah, dan kalau lagi di luar rumah, gak perlu batalin janji. Kan bisa lewat handphone. Asyik, kan. Yuk, gabung yuk.

No comments:

Post a Comment