Website counter

Thursday, July 18, 2013

Endorsement dari Irma Hutabarat

Saya senang sekali ketika mbak Irma Hutabarat setuju untuk memberikan endorsement untuk buku saya yang pertama yang berjudul "Teknik pemantauan pemilu hari pemungutan suara dan penghitungan suara.

Irma Hutabarat adalah pendiri ISAFIS, ketua yayasan Miyara Sumatera, penulis dan presenter, aktivis, mantan koordinator kampanye ICW, konsultan komunikasi, pokoknya banyak deh kegiatan mbak Irma ini. 

ISAFIS adalah singkatan dari Indonesian Student Association for International Studies atau Himpunan Mahasiswa Indonesia Peminat Pengkajian Masalah Internasional. Saya bergabung dengan ISAFIS sejak tahun 1992 hingga 1997. Keluar dari ISAFIS karena sudah tidak lagi menjadi mahasiswa, tetapi silaturahmi terus berjalan dan kerap menghadiri acara ISAFIS yang diteruskan oleh para yunior. 

Irma Hutabarat sedang mewawancarai  dua penulis Indonesia yaitu Ayu Utami dan Djenar Maesa Ayu dalam acara talkshow Swara Indonesia yang ditayangkan oleh TVRI Nasional (23/1/2013).


Ternyata, endorsement yang ditulis oleh mbak Irma puaanjaaang sekali, padahal untuk endorsement cukup 3-5 kalimat saja. Nanti yang lain ngiri, he he he. Saya dan tim buku saya akan meringkasnya, tetapi sayang juga kalau dibuang begitu saja. Karena mbak Irma menulisnya dengan sepenuh hati. Nah, ini endorsement dari beliau.


"Pipit menulis buku Siap Memantau Pemilu untuk sesiapa yang ingin memantau Pemilu dengan baik dan benar, seperti buku panduan dasar agar dapat meningkatkan partisipasi publik dalam memilih para wakil rakyat, maupun eksekutif dari Bupati hingga Presiden, 

Partisipasi publik adalah hal yang sangat penting, mudah diucapkan dan sangat sulit implementasinya. Saya pernah berbincang dengan Bang Ahok di Bentara Budaya sebelum ia terpilih menjadi wakil gubernur DKI, ia mengatakan bahwa peran aktif dari konstituen dan simpatisan membuat kecurangan dalam pilkada dan pemilu dapat berkurang dan mungkin juga di eliminir, karena semua orang dapat memakai telepon genggam atau HP untuk memotret dan merekam tiap-tiap TPS saat menghitung suara. Ini hanya salah satu contoh betapa teknologi dan antusiasme masyarakat dapat membuat demokrasi menjadi lebih sehat. 

Tentu saja, membuat agar pemilih tidak apatis dan berminat untuk memantau adalah satu soal lain. Dulu kami membuat KPL (Komite Pemantau Legislatif) yang bernaung dibawah LBH, bersama dengan Bambang Wijayanto dan Munir. Pada waktu itu yang kami lakukan adalah membuat kode etik bagi para Legislator dengan tujuan dan harapan dapat mencegah conflict of interest. Karena banyak wakil rakyat yang berbisnis dan menjadi pengusaha, profesional ataupun makelar, di samping pekerjan mereka menjadi anggota legislatif di tahun 1999, dimana partai partai belum menyaring dan mendidik para kadernya dengan baik, mungkin sampai saat ini juga belum.
Buku ini dapat menjadi panduan bagi mereka yang ingin memantau pemilu, artinya mereka yang peduli terhadap proses panjang tak berujung dalam penegakan demokrasi di negeri ini, maupun dimana saja, karena berdemokrasi bukan terjadi hanya pada saat Pemilu. Pemahaman tentang hal ini juga penting sekali, sehingga masyarakat seyogyanya selalu memantau mulai dari proses pencalonan, pemilihan, dan terus hingga orang orang pilihan yang terpilih tersebut bertugas sebagai proses check and balance yang sinambung.
Semoga buku ini juga dapat dijadikan panduan bagi partai partai politik dan siapapun yang peduli terhadap peran aktif masyarakat, karena tanpa partisipasi publik tak kan ada demokrasi dan tak kan mungkin kita melaksanakan pemilu yang sehat, adil, jujur dan bebas.
Selamat buat Pipit, bangga bahwa ada satu lagi diantara adik-adik kami dari ISAFIS yang berkarya nyata. Semoga buku ini menjadi awal bagi karya-karya selanjutnya dalam mendorong dan mewujudkan partisipasi publik dan peran konkrit masyarakat yang sehat dan lebih paham soal Pemilu. Karena bagaimanapun juga, kualitas para wakil kita di Legislatif dan para pemimpin kita di Eksekutif merupakan refleksi atau cerminan dari para pemilihnya."

Terima kasih mbak Irma.

No comments:

Post a Comment