Keamanan dalam pemilu atau pemilukada merupakan salah satu yang harus mendapat perhatian stakeholder pemilu. Meski Indonesia, khususnya Jakarta, termasuk aman dibanding negara-negara lain yang pernah saya pantau.
Afghanistan misalnya dibayangi oleh akan adanya serangan Taliban di sejumlah TPS dan pemotongan jari bertinta, bagi mereka yang ikut memberikan suara.
Sri Lanka dibayangi akan muncul kelompok Tamil separatis, meski perjanjian damai sudah dirintis sejak 2003 dan bisa dikatakan sejak Mei 2009, Sri Lanka sudah aman dari konflik bersaudara.
Jakarta harus aman dalam keadaan apapun termasuk pemilukada ini, karena Jakarta adalah ibukota negara dan barometer keamanan Indonesia.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar, Rikwanto, mengumumkan strategi pengamanan pemilukada DKI Jakarta pada Jumat 11 Mei 2012.
Sebanyak 40.356 personel gabungan polisi akan diturunkan untuk mengamankan jalannya pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta yang akan berlangsung pada 11 Juli 2012 mendatang.
40.356 personel gabungan itu terdiri dari unsur Polda 3.303, gabungan Polres 5.899 personel, BKO TNI 700 personel, Mabes Polri 10 personel, dan Pemprov DKI berjumlah 30.444 personel
Personel mulai diterjunkan pada masa kampanye, pemilihan, penghitungan suara hingga penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih.
Untuk pemilukada DKI Jakarta 2012 ini akan ada sejumlah tempat pemilihan suara (TPS) di seluruh wilayah DKI Jakarta.
1. Jakarta Pusat 1.908 TPS,
2. Jakarta Utara 2.602 TPS,
3. Jakarta Barat 3.329 TPS,
4. Jakarta Selatan 3.168 TPS,
5. Jakarta Timur 4.153 TPS,
6. Kepulauan Seribu 44 TPS.
(Note: Catatan ini belum dikonfirmasikan ke KPU DKI Jakarta)
Strategi polisi dalam mengamankan pemilukada adalah dengan mengkategorikan TPS menjadi tiga kawasan pengamanan. Kawasan aman, kawasan rawan satu, dan kawasan rawan dua.
Yang termasuk kategori TPS rawan adalah TPS yang ditengarai akan ada sengketa yang berujung pada permusuhan dan perusakan.
Biasanya kejadian terjadi saat penghitungan suara usai atau ketika salah seorang panitia penghitungan suara salah memberikan pernyataan sah dan tidak sah atas surat suara yang dicoblos. Seimbangnya pendukung dua atau lebih pasangan calon di suatu kawasan juga dapat memicu sengketa.
Berdasarkan catatan pemilukada yang lalu (2007), TPS yang aman jumlahnya 1.710, TPS rawan satu berjumlah 198, dan TPS rawan dua berjumlah 18
Untuk pemilukada 2012 ini, Polda Metro Jaya akan menyesuaikan dengan perkembangan situasi. Dengan mengambil asumsi lima tahun lalu, misalnya di TPS Senen merupakan kawasan rawan, bisa jadi pada saat Pilkada sekarang sudah tidak rawan. Jadi bergeser situasinya dan tidak selalu TPS yang dulu rawan ditetapkan menjadi TPS rawan.
Mudah-mudahan pemilukada DKI Jakarta tidak ricuh, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Kesiapan penyelenggara pemilu, pihak keamanan, dan tentu saja rakyat pemilih akan menjadi penentu keamanan tersebut.
Penulis adalah anggota KIPP Indonesia (Komite Independen Pemantau Pemilu) sejak 1998. Sejak 2009 menjadi pemantau pemilu internasional di beberapa negara di Asia.
Ingin punya bisnis sendiri? Ingin punya penghasilan tambahan? Yang satu ini bisa dikerjakan dari rumah atau dari mana pun saja!
Belajar berbisnis bersama d’BC Network!
Jaringan independent consultant oriflame yang sudah terbukti menghasilkan puluhan jutawan dari bisnis MLM secara offline dan online!
No comments:
Post a Comment