Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola seleksi
antara laki-laki dan perempuan sebagai anggota legislatif.
1. Konteks budaya
Indonesia yang masih sangat kental asas patriarkal. Persepsi yang sering
dipegang adalah bahwa arena politik adalah untuk laki-laki dan bahwa tidak
pantas bagi wanita untuk menjadi anggota parlemen.
2. Proses
seleksi dalam partai politik. Seleksi terhadap para kandidat biasanya dilakukan
oleh sekelompok kecil pejabat atau pimpinan partai yang hampir selalu
laki-laki. Di beberapa negara termasuk Indonesia, kesadaran mengenai kesetaraan
gender dan keadilan masih rendah, pemimpin laki-laki dari parpol mempunyai
pengaruh yang tidak proporsional terhadap parpol khususnya dalam hal gender.
Perempuan tidak memperoleh banyak dukungan dari parpol, karena struktur
kepemimpinandidominasi oleh kaum laki-laki.
3. Berhubungan
dengan media yang berperan penting dalam membangun opini publik mengenai
pentingnya representasi perempuan dalam parlemen.
4. Tidak
adanya jaringan antara ormas, LSM dan parpol yang memperjuangkan representasi
perempuan. Jaringan ormas wanita di Indonesia baru mulai memainkan peran
penting sejak tahun 1999.
5. Kemiskinan
dan rendahnya tingkat pendidikan wanita. Sering dirasakan bahwa sungguh sulit merekrut
perempuan dengan kemampuan politik yang memungkinkan mereka bersaing dengan
laki-laki. Perempuan yang memiliki kapabilitas politik yang memadai cenderung
terlibat dalam usaha pembelaan atau memilih peran-peran non partisan.
6. Faktor keluarga. Wanita
berkeluarga sering mengalami hambatan tertentu khususnya izin dari pasangan
mereka. Banyak suami cenderung menolak pandangan-pangdangan mereka dan
aktifitas tambahan mereka di luar rumah. Kegiatan-kegiatan politik biasanya
membutuhkan tingkat keterlibatan yang tinggi dan mpenyediaan waktu dan uang
yang besar. Dan banyak perempuan sering memegang jabatan-jabatan yang tidak
menguntungkan secara financial. Pengecualian terjadi ketika perempuan mendapat
jabatan yang dianggap menguntungkan secara financial, seperti terpilih sebagai
anggota legislatif.
7. System
multi partai. Besarnya jumlah parpol yang ikut bersaing di pemilihan untuk
memenangkan kursi parlemen mempengaruhi tingkat represntasi wanita . karena
setiap partai bisa berharap untuk memperoleh sejumlah kursi di parlemen. Ada
kecenderungan untuk membagi jumlah kursi yang terbatas itu di antara laki-laki.
Hal ini mempunyai pengaruh langsung terhadap tingkat representasi perempuan.
No comments:
Post a Comment