Partai Demokrat mau tidak mau harus
menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) untuk menunjuk ketua umum menggantikan Anas
Urbaningrum yang telah mengundurkan diri setelah ditetapkan sebagai tersangka
kasus Hambalang. KLB harus dilakukan karena terkait dengan pendaftaran caleg
yang akan dimulai pada 9 April 2013 mendatang. Pendaftaran caleg melalui Daftar
caleg Sementara (DCS) harus dilakukan dengan tanda tangan dari Ketua Umum dan Sekretaris
Jenderal Partai.
Ada tiga faksi yang disebut-sebut
akan bertarung untuk menjadi pucuk pimpinan Demokrat. Ketiga faksi itu muncul
seperti saat Kongres Partai Demokrat pada 2010 lalu. Kali ini faksi yang muncul
ke permukaan adalah faksi Marzuki Alie,
Anas Urbaningrum dan Cikeas.
Faksi Marzuki
Alie, berpendapat bahwa calon kuat dan yang paling cocok untuk menggantikan
posisi Anas Urbaningrum sebagai ketua umum adalah Marzuki Alie. Menurut
Achsanul, yang dibutuhkan Demokrat saat ini adalah ketua umum yang sudah paham
medan, dari internal dengan demikian mengerti secara psikologi struktur DPP. Sebagai
informasi, Pak Marzuki mantan sekjen ketika masuk ke DPC sudah paham. Sehingga
jika nanti terpilih sebagai ketua umum, bisa langsung bekerja, tanpa perlu konsolidasi
serta mempelajari.
Faksi Anas Urbaningrum spertinya
akan mencalonkan Saan Mustopa yang berstatus sebagai wakil sekjen dalam
kepengurusan 2010-2015. Saan Mustopa juga merupakan aktivis HMI yang selama ini
jaringannya sangat berpengaruh di Partai Demokrat. Saan yang juga anggota
Komisi III DPR, tidak membantah dirinya mendapat dukungan DPC dan DPD Partai
Demokrat untuk maju menjadi ketum. Saan sendiri hingga saat ini memang selalu
intens berkomunikasi dengan DPC dan DPD Partai Demokrat.
Faksi Cikeas dikabarkan akan memunculkan
beberapa nama. Dari internal partai, ada nama Sekjen Demokrat Edhie
Baskoro (Ibas) dan Sekretaris Dewan Pembina Jero Wacik. Jero adalah politikus
senior Demokrat. Dia pun terlihat malu-malu saat ditanya soal akan majunya
menjadi ketua umum dalam KLB nanti. Sementara calon dari luar yang direstui
Cikeas adalah Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, Djoko Suyanto, dan Gita
Wirjawan.
No comments:
Post a Comment