Website counter

Sunday, January 11, 2015

Lebanon

Lebanon, a country of just under 5 million, is one of the most liberal countries in the Middle East and has the most religious diversity of any nation in the region. But it spent the years from 1975 to 1990 locked in a bloody civil war, the aftershocks of which are reflected in the polarized political landscape of today.

Lebanon adalah negara dengan penduduk di bawah 5 juta orang, salah satu negara yang paling liberal di kawasan Timur Tengah. Tetapi dari tahun 1975 hingga tahun 1990 Lebanon dipenuhi dengan perang sipil berdarah yang direfleksikan dengan pandangan politik yang terpolarisasi hingga hari ini.

According to my opinion, the Lebanese should come to Jakarta to see the situation here. Jakarta has 10 million people, so diversity, many people from different countries, different tribes, different religions. Indonesians are liberals, capitalists and selfish as well. But we have no war, no serious conflict, only traffic jam around the clock, the pengajian (religious speech, mostly Islam) blocks the streets due to the abundant audience for couple hours or half day. Yes, sometimes we have demonstrations, chaotic ones, but only on certain issues.

Menurut pendapat saya, orang Lebanon harus datang ke Jakarta untuk melihat situasi di sini. Jakarta punya 10 juta penduduk (dua kali penduduk Lebanon). Penduduknya beragam, ada dari banyak negara, banyak suku di Indonesia, berbeda kelas dan status sosial, banyak agama, dll. Indonesia juga orang yang kapitalis dan liberal sekaligus egois. Tapi tidak ada perang, tidak ada konflik serius, paling-paling macet di jalan raya sepanjang hari, pengajian yang menutup jalan raya sehingga menambah kemacetan. Ya, kami juga punya demonstrasi yang kadang-kadang berakhir dengan suasana kacau, tapi hanya pada isu tertentu saja.